Sunday, November 13, 2011

Berakhirnya Usiamu

BERAKHIRNYA USIAMU

Bersabarlah engkau dalam mendisplinkan tata tertib kehidupan saperti kesabaran  orang sakit menelan  ubat pahit demi kesembuhannya.  Fikirkanlah usiamu....betapapun panjangnya, misalnya 100 tahun, masih terlalu pendek dibanding dengan kehidupan akhirat yang kekal dan abadi. Betapa kesulitan dan penderitaan yang telah engkau tempuh untok mengejar dunia dengan tekun dan tabah, sebulan atau setahun suntuk, demi untok persediaan  (santai) 20 tahun lamanya.  Mengapa engkau tidak dapat tekun dan tabah menempuh kesulitan hanya beberapa waktu saja demi mengharapkan kehidupan santai dan bahagia buat selama-lamanya?


Jangan melambungkan khayal memberatkan fikir.  Tetapi ingatlah selalu bahwa maut mungkin saja sewaktu-waktu datang tak diundang memutuskan rencanamu.  Katakanlah kepada dirimu:

" Aku akan siaga memikul kesulitan hari ini,  mungkin saja aku mati malam ini.  Aku bersabar malam ini sebab mungkin saja aku akan mati besok."

Maut selalu datang secara tiba-tiba secara tak menentu waktunya. Maut tak kenal usia tertentu, waktu tertentu atau pun jalan tertentu.  Kesiagaan menghadapi maut jauh lebih utama dari siaga menghadapi dunia.  Demikian pula persiapan menghadapinya jauh lebih sesuai daripada membuat persiapan buat dunia.


Apakah engkau tahu bahwa engkau hanya sabentar di dunia ini?  Mungkin engkau hanya sehari atau sekedar dari waktu yang telah ditentukan untokmu.  Atau mungkin tinggal hanya sedenyut nafas.  Camkanlah hal ini setiap hari di dalam hatimu dan persiapkanlah dirimu dengan sabar untok senantiasa ta'at kepada Allah.


Andai engkau ditakdirkan berusia 50 tahun dan engkau senantiasa dengan sabar menunaikan keta'atanmu kepada Allah Subhanahu wata'ala, maka engkau akan sangat puas dengan nasihat-nasihatku ini dan akan bergembira dikala mati.  Dan seandainya engkau memandang enteng akan hal yang ku nasihatkan ini, menunda-nunda untok mengamalkannya, tiba-tiba maut menjemput engkau tanpa kompromi terlebih dahulu, maka hanya sesal dan kecewa tak berkesudahan yang menyelimuti dirimu waktu itu.


Diwaktu shubuh mulai tersenyum, orang-orang berduyun-duyun menuju ke masjid memuji dan mensucikan Tuhan.  Dan ketika maut datang membawa khabar yang mengyakinkan, pasti engkau tahu beritanya apakah menyenangkan atau menyusahkan.  Dan satelah itu berakhirlah usiamu, engkau tidak dapat berbuat apa-apa lagi.


***********

[Rujukan: -Bimbingan Permulaan Mencapai Hidayat]

No comments:

Post a Comment